Hari ini, Sabtu, 15 Maret 2008 Institut Teknologi September Surabaya mewisudaku sebagai magister sain. Ada rasa bangga karena setelah berjuang mati-matian penantian itu akhirnya tiba juga. Tetapi, ada beban juga manakala ilmu yang diraih masih harus terus dikembangkan.
Selamat untuk teman-teman statistika angkatan 2006 yang dah lulus di tahun 2008 ini. Semoga kelulusan ini menjadi gerbang kita pertama untuk mengabdikan sebagian ilmu kita. Menghasilkan karya karya statistik yang lebih tepat guna.
Di negeri ini, statistik belum mendapat tempat yang layak. Statistisi masih harus bekerja ekstra agar statistik benar-benar digunakan sebagai alat bantu menciptakan informasi yang benar, tepat sasaran, dan menjadi solusi terhadap permasalahan sosial dan ekonomi. Apapun informasi yang dihasilkan seolah-olah keputusan politiklah yang didahulukan. Dalam situasi seperti ini masih pentingkah indikator-indikator ekonomi kita? Masih pentingkah informasi bayi kurang gizi, sekolah roboh, kemiskinan turun atau naik, kalau pada akhirnya keputusan politik lebih dominan daripada kepentingan mendasar sekalipun.
Beberapa hari terakhir ini, salah satu TV swasta menayangkan perbandingan 1 angggota DPR menyekolahkan anaknya bisa menyekolahkan ratusan anak-anak miskin. Atau, contoh lainnya, sebuah kabupaten mampu melaksanakan PILKADA tetapi tidak mampu menggratiskan sekolah warganya. Dalam situasi seperti itu apa peran kita sebagai statistisi?